Kata kunci: distopia, aksi, pemberontakan, kereta api
Penonton: 10+ (10-16 tahun sebaiknya menonton dengan pengawasan orangtua)
Konten kekerasan: banyak darah dan perkelahian bersenjata walaupun tidak sadis
Konten seksual: hampir tidak ada
Jangan tonton trailer Snowpiercer apabila Anda hendak menonton filmnya.
Adegan-adegan kejutan akan menjadi tidak mengejutkan gara-gara menonton trailer ini.
(Yes, I hate trailers.)
Adegan-adegan kejutan akan menjadi tidak mengejutkan gara-gara menonton trailer ini.
(Yes, I hate trailers.)
Snowpiercer
(diangkat dari novel grafis berjudul Le
Transperceneige) berkisah tentang dunia kita beberapa puluh tahun ke
depan. Konon pada tahun 2014 para pemimpin dunia memutuskan untuk melepaskan
sebuah zat untuk memperbaiki atmosfer demi meredakan pemanasan global. Apa yang
malah terjadi? Seluruh dunia menjadi lebih dingin daripada kutub selatan! “Kebetulan”
seorang juragan kereta api (Mr. Wilford) sudah membuat kereta api swadaya sehingga
bisa mengangkut seribuan manusia. Selama belasan tahun mereka hidup di kereta
api buatan Wilford Corp yang melaju tanpa pernah berhenti agar manusia-manusia tidak mati beku akibat cuaca ekstrem di luar.
sumber: giantfreakinrobot.com |
Bagaikan dunia kecil, kereta
Wilford mempunyai setiap bagian yang diperlukan: gerbong pembuat makanan,
gerbong sekolah, gerbong air minum, dan sebagainya. Namun, apakah semua itu
dibagi secara merata? Tentu tidak. Wilford Corp menyediakan gerbong-gerbong
depan yang mewah kepada orang-orang kaya sedangkan gerbong-gerbong belakang
yang kumuh menjadi tempat para penumpang gratisan hidup sengsara berdesak-desakan.
Dari hari ke hari para penjaga keamanan menindas para penumpang gerbong
belakang, memicu pemberontakan-pemberontakan yang selalu gagal. Tapi kali ini
para penumpang gerbong belakang mendapatkan pesan-pesan rahasia berupa kertas
merah yang disisipkan dalam makanan. Sepertinya seseorang di gerbong tengah
memihak mereka. Dengan petunjuk dan persiapan yang lebih baik, pemberontakan
kali ini mempunyai harapan untuk berhasil.
sumber: cinekatz.com |
Hal yang menarik perhatian saya
dari awal hingga akhir adalah tokoh-tokohnya yang sangat manusiawi, kecuali Ibu
Menteri Mason (Tilda Swinton) yang karikaturis. Tokoh utama, Curtis (Chris Evans), dipercaya untuk
memimpin pemberontakan, tapi dia sendiri sangat meragukan kelayakan dirinya dan
belakangan kita akan mengetahui alasannya. Curtis adalah protagonis yang
menarik dan perkembangan karakternya dari awal hingga akhir cerita didukung
oleh riwayatnya sejak naik kereta.
Tokoh lain yang berkesan bagi saya
adalah Gilliam (John Hurt), seorang tua yang dijadikan panutan oleh Curtis. Apabila
sisi gelap Curtis terjelaskan pada akhir cerita, rahasia Gilliam justru harus
kita tafsirkan sendiri. Sayang sekali saya tidak bisa banyak bercerita tentang
Gilliam tanpa membocorkannya. Masih banyak tokoh lain yang menarik, seperti Namgung Minsu (Song Kang-ho) dan anaknya (Go Ah-sung). Hati-hati juga dengan tokoh minor yang tampak paling tak berbahaya.
Curtis (depan) dan Gilliam (belakang) sumber: forums.sherdog.com |
Saya puas menonton film ini karena setiap
adegan mengungkap sesuatu dari dunia kecil berupa kereta api canggih dan
masyarakat di dalamnya, baik secara fisik (fasilitas/sejarah/mekanisme kereta)
maupun dari segi gagasan. Setiap pengungkapan memberi saya pemahaman baru
mengenai apa yang telah terjadi dan sedang terjadi dalam film ini.
Pada akhirnya film ini tidak hanya
bercerita mengenai ketimpangan sosial atau penindasan. Kereta Snowpiercer
dibuat oleh orang yang tidak hanya ingin berkuasa, tapi sekaligus menjadi
tuhan. Maka dari itulah adegan paling mengerikan bukan bentrokan bersenjata,
melainkan adegan anak-anak SD dengan antusias menelan doktrin “Mr. Wilford
penyelamat kita”.
Saya beruntung sudah menonton film ini.
belum nonton...hehehe...jadi penasaran :)
ReplyDeleteayo nonton =D
Delete