Showing posts with label video game. Show all posts
Showing posts with label video game. Show all posts

Wednesday, February 18, 2015

The Novelist: Tidak Ada Pilihan Tanpa Pengorbanan

1 comment:



Pada akhir tahun 2013 terbit dua game indie yang menarik. Dalam hal apa? Bukan gameplay, bukan art, melainkan ceritanya. Di sini Anda sudah bisa menebak judul kedua game itu: The Novelist dan Gone Home. Saya membeli dua-duanya ketika sale, berbulan-bulan sesudah tanggal rilisnya. Bahkan, demi The Novelist saya membuat akun STEAM (dan terjerumus membeli game-game lain).

The Novelist adalah sebuah game yang sekilas mirip dengan Gone Home: kita menjelajahi sebuah rumah untuk mengetahui masalah yang dialami sebuah keluarga. Tapi sesungguhnya kedua game ini mempunyai perbedaan signifikan. Dalam Gone Home, kita berperan sebagai anggota keluarga yang sedang mengeksplorasi rumah. Dalam The Novelist, kita berperan sebagai hantu yang mengawasi keluarga yang tinggal di rumah yang ditungguinya.



Saturday, November 15, 2014

Collect the Eggs: Lebih Gemesin daripada Candy Crush

No comments:


Bisa jadi kita sebal melihat anak atau adik yang terlalu banyak menghabiskan waktunya untuk bermain game. Sesekali tidak apa-apa, tapi sepanjang waktu luang? Mengapa tidak mengambil hobi yang lebih banyak membuat sesuatu daripada menikmati karya orang lain terus-menerus? Lantas bagaimana dengan membuat game?



Selain di universitas, pembuatan game diajarkan di SMK TI. Dua siswa dari SMK TI Medan, Dimas Saputra dan Auliah Arningsih, membuat game puzzle berjudul Collect The Eggs. Mereka sedang mengikutsertakan game ini ke GAT Festival yang diadakan oleh Binus. Karya-karya semacam ini dapat kita tunjukkan kepada anak atau adik kita untuk mendorong mereka agar turut berkarya.

Tuesday, March 18, 2014

Kucing Sumput: Petak Umpet Kucing-Kucing Imut

1 comment:

Kali pertama saya mendengar tentang Kucing Sumput adalah akhir tahun lalu pada acara Indonesia Digital Media Festival. Di situ Vandaria Arkana, Combo Card, dan Mat Goceng mengisi Play Space yang disediakan panitia untuk board game terbitan lokal. Manikmaya Games selaku penerbit Mat Goceng juga membawa beberapa prototipe board game mereka, termasuk Kucing Sumput yang terinspirasi dari permainan tradisional Ucing Sumput (petak umpet).

Penampakan Kucing Sumput (di bawah Biro Jodoh) di Indonesia Digital Media Festival 2013

Saya sendiri tidak datang ke acara itu dan melihat Kucing Sumput secara langsung, tapi saya sempat diceritakan oleh teman yang sudah mencobanya. Intinya Kucing Sumput adalah board game tebak-tebakan kucing bersembunyi di mana. Oke... petak umpet kucing ya. Sepertinya lucu juga.
Karena saya mengumpulkan board game untuk dimainkan bersama adik-adik, saya tunggu-tunggu kapan rilisnya Kucing Sumput. Eh, ternyata malah mobile game Kucing Sumput duluan yang dirilis; buah kerja sama Manikmaya Games, Kummara, dan Manticore Studio. Sebagai paparazzi, eh, penyayang kucing, tentu saya tidak mau melewatkan game ini. Apalagi game ini bisa diunduh gratis untuk Android, iOS, Windows Phone, dan BlackBerry.

Friday, July 24, 2009

Travian: Miniatur Dunia Nyata

No comments:
When I’m playing Travian,
I know that
I’m wasting my money,
I’m wasting my time,
but I’m not wasting my life…


1. Video game sudah lama dianggap sebagai perusak generasi muda. Berbagai macam sisi negatifnya telah diteliti dan disampaikan kepada para orang tua. Para dewasa muda pun tidak luput dari wanti-wanti ini karena tidak sedikit di antara mereka yang masih sering bermain video game. Sayangnya, hanya sedikit orang yang mampu melihat sisi positif dari bermain video game. Bahkan, para pemain umumnya dan pencandu khususnya hanya membiarkan diri mereka larut di dalam permainan. Mereka tidak menganggap permainan itu sebagai bagian dari pengalaman hidup yang dapat diambil hikmahnya.

Labels

life (37) hobby (22) movie (21) review (20) GRE (16) poem (12) study (12) work (11) game (8) social (8) translation (7) business (6) dream (6) economy (6) novel (6) music (5) Facebook (3) friendship (3) linguistics (3) manga (3) marketing (3) self-actualization (3) IELTS (2) language (2) money (2) culture (1) gender (1) leadership (1) literature (1) name (1) peace (1)