Thursday, January 23, 2014

Shorty Story 1: Titik-titik


Perjalanan menuju gedung kuliah mempunyai perbedaan pada semester ganjil dan genap.
Terutama bulan September, semester ganjil berarti jalurku dihiasi titik-titik putih. Banyak titik putih itu di tanah, di trotoar, di jalur sepeda. Kadang-kadang juga mereka sedang melayang turun dan aku bisa mengejarnya bagai kanak-kanak mengincar serangga. Bila banyak titik putih itu sedang terombang-ambing turun, aku berandai-andai sedang mengalami hujan salju.

Kalau aku mendongak, aku bisa melihat asal-usul “salju” itu bukanlah awan di langit. Pohon-pohon kurus diganduli biji-biji kapuk yang sudah penuh. Gumpalan kapas melesak keluar dari cangkangnya dan sedikit embusan angin sudah cukup untuk melepaskan bagian-bagian kecilnya. Bagaikan bibit dandelion yang mencari rumah baru, titik kapas membiarkan dirinya terbawa angin. Sementara itu, kubiarkan benakku menikmati suasana ini hingga gedung kuliah masuk jangkauan penglihatanku.

Kini Januari, penyambung semester genap kala biji-biji kapuk masih kurus. Ada titik-titik lain yang menyertai perjalananku kali ini. Aku harus melangkah dengan lebih berhati-hati, menghindari kumpulan titik itu di tanah. Kalau aku mau menangkapnya, aku cukup mengulurkan tanganku dan menunggu jari-jariku basah.
Aku berusaha mengusir kesenduan yang membuntuti hujan. Dunia memang menjadi kelabu karena titik-titik air membentuk tirai tipis yang menghalangi pandangan. Tapi aku bisa mengandaikan diriku berada dalam lukisan. Apa yang akan kutemukan di ujung jalan nanti? Pemandangan gedung kuliah bertirai hujan menantiku.

Bagai kerangka hangus tak bernyawa, bangunan itu bahkan sudah kehilangan atapnya. Seng yang disusun sambung-menyambung mengelilinginya menjadi benteng yang menghalangi siapa pun. Tiada kaca yang utuh, meninggalkan kosen-kosen jendela menampakkan langit atau dinding hitam. Terbingkai dahan-dahan pohon yang selamat, ini bukan pemandangan yang kukira akan menyambutku. Aku pun teringat api yang membakarnya dua pekan lalu.

Gedung C FISIP UI terbakar 7 Januari 2014
(catatan: saya tidak berkuliah di gedung itu)

2 comments:

  1. Salam Mak Melody. Saya dari FISIP UI juga nih, di sosiologi. Jadi kebakaran gedung C itu seperti setengah kiamat, terutama karena di lantai tiga tersimpan aneka "barang berharga" sosiologi, 3000 buku klasik sosiologi yang tak lagi mudah dicari. Silakan mampir dilaman saya, mak. Saya ada memposting tentang hal itu. Ditunggu di KU INGIN BERBAGI:http://wahidahrbulan.blogspot.com/2014/01/buku-buku-yang-terbakar.htm

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya turut berduka, mak :)
      btw, saya kuliah di FIB, kebetulan tadi ke perpus lewat FISIP aja

      Delete

Please add your comment here. Thank you ^^

Labels

life (37) hobby (22) movie (21) review (20) GRE (16) poem (12) study (12) work (11) game (8) social (8) translation (7) business (6) dream (6) economy (6) novel (6) music (5) Facebook (3) friendship (3) linguistics (3) manga (3) marketing (3) self-actualization (3) IELTS (2) language (2) money (2) culture (1) gender (1) leadership (1) literature (1) name (1) peace (1)