Tuesday, March 18, 2014

Kucing Sumput: Petak Umpet Kucing-Kucing Imut

1 comment:

Kali pertama saya mendengar tentang Kucing Sumput adalah akhir tahun lalu pada acara Indonesia Digital Media Festival. Di situ Vandaria Arkana, Combo Card, dan Mat Goceng mengisi Play Space yang disediakan panitia untuk board game terbitan lokal. Manikmaya Games selaku penerbit Mat Goceng juga membawa beberapa prototipe board game mereka, termasuk Kucing Sumput yang terinspirasi dari permainan tradisional Ucing Sumput (petak umpet).

Penampakan Kucing Sumput (di bawah Biro Jodoh) di Indonesia Digital Media Festival 2013

Saya sendiri tidak datang ke acara itu dan melihat Kucing Sumput secara langsung, tapi saya sempat diceritakan oleh teman yang sudah mencobanya. Intinya Kucing Sumput adalah board game tebak-tebakan kucing bersembunyi di mana. Oke... petak umpet kucing ya. Sepertinya lucu juga.
Karena saya mengumpulkan board game untuk dimainkan bersama adik-adik, saya tunggu-tunggu kapan rilisnya Kucing Sumput. Eh, ternyata malah mobile game Kucing Sumput duluan yang dirilis; buah kerja sama Manikmaya Games, Kummara, dan Manticore Studio. Sebagai paparazzi, eh, penyayang kucing, tentu saya tidak mau melewatkan game ini. Apalagi game ini bisa diunduh gratis untuk Android, iOS, Windows Phone, dan BlackBerry.

Friday, March 14, 2014

Keju, Belut, Kompor, Gulali, Guci

No comments:
Cerita horor 100 kata tentang keju, belut, kompor, gulali, guci

Aku mau keju! Sarapanku roti tawar dan keju, bukan ular kurus yang nenek sebut belut ini. Aku tidak peduli itu sudah digoreng dan renyah dan garing. Aku tidak mau makan itu. Mengerikan. Menjijikkan.

Aku menangis sampai Nenek bingung. Akhirnya Nenek menggeleng dan masuk ke dapur.


Nenek memasak gulali. Setelah memberiku gulali, Nenek tidur. Enak sekali. Rasa lengketnya pas untuk dikunyah tapi masih bisa dihisap. Rasa manisnya bercampur pahit yang tidak membuat lidah bosan. Aku masuk dapur untuk ambil gulali lagi. Masih ada gula pasir di dekat kompor. Masih ada juga guci kecil terbuka. Aku intip. Isinya merah gelap dan kental.

Thursday, January 23, 2014

Shorty Story 1: Titik-titik

2 comments:

Perjalanan menuju gedung kuliah mempunyai perbedaan pada semester ganjil dan genap.
Terutama bulan September, semester ganjil berarti jalurku dihiasi titik-titik putih. Banyak titik putih itu di tanah, di trotoar, di jalur sepeda. Kadang-kadang juga mereka sedang melayang turun dan aku bisa mengejarnya bagai kanak-kanak mengincar serangga. Bila banyak titik putih itu sedang terombang-ambing turun, aku berandai-andai sedang mengalami hujan salju.

Kalau aku mendongak, aku bisa melihat asal-usul “salju” itu bukanlah awan di langit. Pohon-pohon kurus diganduli biji-biji kapuk yang sudah penuh. Gumpalan kapas melesak keluar dari cangkangnya dan sedikit embusan angin sudah cukup untuk melepaskan bagian-bagian kecilnya. Bagaikan bibit dandelion yang mencari rumah baru, titik kapas membiarkan dirinya terbawa angin. Sementara itu, kubiarkan benakku menikmati suasana ini hingga gedung kuliah masuk jangkauan penglihatanku.

Kini Januari, penyambung semester genap kala biji-biji kapuk masih kurus. Ada titik-titik lain yang menyertai perjalananku kali ini. Aku harus melangkah dengan lebih berhati-hati, menghindari kumpulan titik itu di tanah. Kalau aku mau menangkapnya, aku cukup mengulurkan tanganku dan menunggu jari-jariku basah.
Aku berusaha mengusir kesenduan yang membuntuti hujan. Dunia memang menjadi kelabu karena titik-titik air membentuk tirai tipis yang menghalangi pandangan. Tapi aku bisa mengandaikan diriku berada dalam lukisan. Apa yang akan kutemukan di ujung jalan nanti? Pemandangan gedung kuliah bertirai hujan menantiku.

Bagai kerangka hangus tak bernyawa, bangunan itu bahkan sudah kehilangan atapnya. Seng yang disusun sambung-menyambung mengelilinginya menjadi benteng yang menghalangi siapa pun. Tiada kaca yang utuh, meninggalkan kosen-kosen jendela menampakkan langit atau dinding hitam. Terbingkai dahan-dahan pohon yang selamat, ini bukan pemandangan yang kukira akan menyambutku. Aku pun teringat api yang membakarnya dua pekan lalu.

Gedung C FISIP UI terbakar 7 Januari 2014
(catatan: saya tidak berkuliah di gedung itu)

Wednesday, January 8, 2014

Wisata Fantasiyah Episode 3: Museum Sri Baduga

5 comments:
“Real museums are places where Time is transformed into Space.” 

Akhir pekan lalu saya menginap di Bandung. Saya sempat merasakan Car Free Day pada Minggu pagi, tapi sayangnya Braga Culinary Night baru dimulai akhir pekan ini (11 Januari 2014). Karena keluar rumah kesiangan (jam 7), sepeda di shelter sudah habis. Untung saya bisa pinjam dari teman.

Shelter sepeda di dekat ITB

Sepertinya jam 7 itu sedang ramai-ramainya di Car Free Day Bandung. Saya hanya bisa bersepeda lambat agar tidak menabrak anak kecil atau orang lain. Di luar area Car Free Day agak lengang, tapi saya biasa bersepeda di jalur sepeda UI, jadi agak seram juga bercampur dengan mobil dan motor. Ada banyak kuda yang bisa disewa; saya ingin naik tapi malu karena biasanya anak kecil yang naik. xD

Sunday, December 29, 2013

Comic Frontier 2013: Pasar Doujinshi Indonesia

3 comments:
Tadi siang saya mampir ke Comic Frontier 2013 (Comifuro 3) yang diselenggarakan di Pusat Studi Jepang, FIB UI. Comifuro adalah pasar doujinshi (karya terbitan swadaya, baik itu karya ide sendiri atau karya berdasarkan karakter/intellectual property yang sudah ada). Walaupun ini sudah Comifuro ketiga, saya baru kali pertama datang. Jadi pada hari kedua ini saya berangkat karena agak penasaran.




Lokasi acara hanya berjarak 20 menit jalan kaki pelan-pelan dari tempat tinggal saya. Masih pagi saat saya datang, jadi sebenarnya lebih sepi daripada foto di atas yang saya ambil sekitar sejam kemudian. PSJ UI dibagi menjadi lima bagian (A sampai E) yang diisi oleh berbagai komunitas, kelompok, atau perorangan yang memamerkan atau menjual karya mereka.


Pengunjung menjajal lagu-lagu garapan Natsuki Records.

Jenis produk yang banyak dijual adalah pin, poster, stiker, gantungan kunci/ponsel, kartu pos, kipas, dan komik. Ada juga tiga atau empat meja yang menjual CD musik. Produk yang paling berbeda di Comifuro 3 adalah permainan kartu. Sebagian besar produk itu merupakan doujinshi dari anime Jepang, tapi ada juga doujinshi IP barat dan karya-karya original. 



Grup Well+Done dan karya-karya original mereka.


Grup Fairytaleholic membuat karya-karya dongeng original dan adaptasi.
Dua permainan kartu original dari Great Conspiracy Theory

Saya kurang mengamati anime terkini, jadi saya kurang mengenali karakter-karakter yang beredar di Comifuro. Karena teman menitip beberapa barang kepada saya, saya jadi paham sedikit. Serial anime/manga yang sedang terkenal adalah Shingeki no Kyojin, Kuroko no Basket, dan Free!. Mewakili belahan dunia lain, ada Thor, The Hobbit, dan Frozen.



Shingeki no Kyojin

Komik doujinshi Evangelion, salah satu dari dua saja serial yang sudah saya tonton dan baca di antara macam-macam serial di Comifuro (satu lagi Hunter x Hunter).

Stiker karakter-karakter The Hobbit dan Frozen; sayangnya, saya kehabisan Legolas.
Kegiatan Comifuro 3 pada hari kedua adalah karaoke bebas dan cosplay. Teman saya ikut bernyanyi (lihat video ini) pada sesi pertama dan kedua. Saya terlalu capek untuk menunggu cosplay dan belum ada cosplayer menarik (bagi saya) pada siang hari. Jadi saya pulang saja.


Karaokenya sepi, tapi lumayan asyik.

Belanjaan saya dan titipan teman saya.

Tujuan utama saya membeli majalah komik Indonesia re:on volume 4 (terbaru) yang belum beredar di toko buku. Tapi saya tidak tahan juga sepenuhnya menahan keinginan untuk membeli macam-macam barang. Saya membeli novel Ange Saga: Lust karangan teman saya; sayangnya, dia sendiri tidak bisa hadir jadi saya belum minta tanda tangannya.

Akhir kata, saya cukup senang datang ke Comifuro karena tidak terlalu ramai dan bisa mengobrol dengan komunitas-komunitas kreatif. Tapi semoga tidak banyak acara seperti Comifuro karena bisa-bisa dompet saya kurus, hahaha.

Labels

life (37) hobby (22) movie (21) review (20) GRE (16) poem (12) study (12) work (11) game (8) social (8) translation (7) business (6) dream (6) economy (6) novel (6) music (5) Facebook (3) friendship (3) linguistics (3) manga (3) marketing (3) self-actualization (3) IELTS (2) language (2) money (2) culture (1) gender (1) leadership (1) literature (1) name (1) peace (1)