Friday, December 20, 2013

Rekomendasi Korea Indonesia Film Festival 2014 : Snowpiercer

Kata kunci: distopia, aksi, pemberontakan, kereta api
Penonton: 10+ (10-16 tahun sebaiknya menonton dengan pengawasan orangtua)
Konten kekerasan: banyak darah dan perkelahian bersenjata walaupun tidak sadis
Konten seksual: hampir tidak ada




Jangan tonton trailer Snowpiercer apabila Anda hendak menonton filmnya.
Adegan-adegan kejutan akan menjadi tidak mengejutkan gara-gara menonton trailer ini.

(Yes, I hate trailers.)

Snowpiercer sedang diputar di Korea Indonesia Film Festival (23-28 Oktober 2014).

Snowpiercer (diangkat dari novel grafis berjudul Le Transperceneige) berkisah tentang dunia kita beberapa puluh tahun ke depan. Konon pada tahun 2014 para pemimpin dunia memutuskan untuk melepaskan sebuah zat untuk memperbaiki atmosfer demi meredakan pemanasan global. Apa yang malah terjadi? Seluruh dunia menjadi lebih dingin daripada kutub selatan! “Kebetulan” seorang juragan kereta api (Mr. Wilford) sudah membuat kereta api swadaya sehingga bisa mengangkut seribuan manusia. Selama belasan tahun mereka hidup di kereta api buatan Wilford Corp yang melaju tanpa pernah berhenti agar manusia-manusia tidak mati beku akibat cuaca ekstrem di luar.



sumber: giantfreakinrobot.com

Bagaikan dunia kecil, kereta Wilford mempunyai setiap bagian yang diperlukan: gerbong pembuat makanan, gerbong sekolah, gerbong air minum, dan sebagainya. Namun, apakah semua itu dibagi secara merata? Tentu tidak. Wilford Corp menyediakan gerbong-gerbong depan yang mewah kepada orang-orang kaya sedangkan gerbong-gerbong belakang yang kumuh menjadi tempat para penumpang gratisan hidup sengsara berdesak-desakan. Dari hari ke hari para penjaga keamanan menindas para penumpang gerbong belakang, memicu pemberontakan-pemberontakan yang selalu gagal. Tapi kali ini para penumpang gerbong belakang mendapatkan pesan-pesan rahasia berupa kertas merah yang disisipkan dalam makanan. Sepertinya seseorang di gerbong tengah memihak mereka. Dengan petunjuk dan persiapan yang lebih baik, pemberontakan kali ini mempunyai harapan untuk berhasil.

sumber: cinekatz.com


Hal yang menarik perhatian saya dari awal hingga akhir adalah tokoh-tokohnya yang sangat manusiawi, kecuali Ibu Menteri Mason (Tilda Swinton) yang karikaturis. Tokoh utama, Curtis (Chris Evans), dipercaya untuk memimpin pemberontakan, tapi dia sendiri sangat meragukan kelayakan dirinya dan belakangan kita akan mengetahui alasannya. Curtis adalah protagonis yang menarik dan perkembangan karakternya dari awal hingga akhir cerita didukung oleh riwayatnya sejak naik kereta.

Tokoh lain yang berkesan bagi saya adalah Gilliam (John Hurt), seorang tua yang dijadikan panutan oleh Curtis. Apabila sisi gelap Curtis terjelaskan pada akhir cerita, rahasia Gilliam justru harus kita tafsirkan sendiri. Sayang sekali saya tidak bisa banyak bercerita tentang Gilliam tanpa membocorkannya. Masih banyak tokoh lain yang menarik, seperti Namgung Minsu (Song Kang-ho) dan anaknya (Go Ah-sung). Hati-hati juga dengan tokoh minor yang tampak paling tak berbahaya.

Curtis (depan) dan Gilliam (belakang)
sumber: forums.sherdog.com

Saya puas menonton film ini karena setiap adegan mengungkap sesuatu dari dunia kecil berupa kereta api canggih dan masyarakat di dalamnya, baik secara fisik (fasilitas/sejarah/mekanisme kereta) maupun dari segi gagasan. Setiap pengungkapan memberi saya pemahaman baru mengenai apa yang telah terjadi dan sedang terjadi dalam film ini.

Pada akhirnya film ini tidak hanya bercerita mengenai ketimpangan sosial atau penindasan. Kereta Snowpiercer dibuat oleh orang yang tidak hanya ingin berkuasa, tapi sekaligus menjadi tuhan. Maka dari itulah adegan paling mengerikan bukan bentrokan bersenjata, melainkan adegan anak-anak SD dengan antusias menelan doktrin “Mr. Wilford penyelamat kita”.


Saya beruntung sudah menonton film ini.

2 comments:

Please add your comment here. Thank you ^^

Labels

life (37) hobby (22) movie (21) review (20) GRE (16) poem (12) study (12) work (11) game (8) social (8) translation (7) business (6) dream (6) economy (6) novel (6) music (5) Facebook (3) friendship (3) linguistics (3) manga (3) marketing (3) self-actualization (3) IELTS (2) language (2) money (2) culture (1) gender (1) leadership (1) literature (1) name (1) peace (1)