Monday, December 9, 2013

Wisata Fantasiyah Episode 1: Cirebon


Peringatan: Ini cerita perjalanan yang tidak informatif, semata berisi curhat saya tentang perjalanan ke Cirebon sebulan lalu.

"The past is a foreign country: they do things differently there."
-L.P. Hartley


Sebenarnya saya orang yang malas pergi-pergi. Tapi belakangan ini saya berpikir bahwa menjelajahi tempat-tempat bersejarah adalah jalan mudah untuk mengunjungi masa lalu, membayangkan kehidupan yang sama sekali asing bagi kita, dan menjadikannya inspirasi bagi penulisan cerita fantasi.

Maka 16 November 2013 lalu saya jalan-jalan ke Cirebon. Pemicunya adalah foto yang diunggah oleh salah seorang teman penulis fantasi tentang kereta kuda di salah satu keraton Cirebon dengan teknologi yang canggih pada masa lalu. Begitu mengetahui Cirebon dekat (bisa pulang-pergi; saya malas menginap), saya langsung mencari tahu objek-objek wisata di sana dan sangat tertarik kepada Gua Sunyaragi. Saya memang tidak tertarik berbelanja dan selalu biasa saja terhadap makanan (sekhas apa pun). Saya mengincar situs-situs arkeologis untuk mencari inspirasi penulisan cerita fantasi. Maka saya merongrong (iya, maksa) teman-teman untuk menemani saya ke Cirebon.


Ini dia 3 korban saya :p


Tidak bermaksud menyesalkan hari bahagia orang lain, tapi tanggal yang saya pilih ternyata bersamaan dengan resepsi pernikahan Pangeran Keraton Cirebon. Kebetulan salah seorang teman yang ikut saya ke Cirebon memang diundang untuk menghadiri resepsi giliran malam (ada juga yang siang). Kebetulan tiket-tiket kereta baru saja saya beli dan teman lain sudah ambil cuti (kerjanya memang akhir pekan) untuk Hari H.

Main Combo Card dari Stormidea Games dalam perjalanan Jakarta-Bandung

Saya juga tidak rela tanggalnya dipindah karena itu jalan-jalan untuk ulang tahun saya =3=. Jadi apa boleh buat, saya pilih tetap pergi ke Cirebon pada hari keraton ditutup untuk umum. Berhubung tiga teman yang ikut ke Cirebon tinggal di Bandung (walaupun satu orang pulangnya ke Jakarta/Bogor), saya pergi ke Bandung dulu hari Jumat, 15 Nov.

Bandung + tengah malam + hujan = DINGIN.

Jam 5 pagi kami naik bus di Terminal Cicaheum, Bandung, dan mendapat kabar bahwa ada tanah longsor di Cadas Pangeran. Nasib kena macet. D': Hampir jam 11 siang baru kami sampai di Cirebon, langsung naik becak ke Gua Sunyaragi karena dekat terminal.

Terminal Harjamukti, Cirebon

Gua Sunyaragi adalah kompleks permandian Keraton Cirebon zaman dulu (kalau mau tahu riwayatnya, silakan cari sendiri di internet). Kompleks ini lebih luas daripada perkiraan saya, jadi saya cukup puas sejam menjelajahinya. Banyak detail menarik seperti wadah air, sumber air, pagar air, dan cermin. Banyak gua kecil (sebenarnya lorong, bukan gua) yang tidak bisa dimasuki teman saya yang paling besar :p (tidak gemuk, cuma lebar bahunya). Seru juga mendaki naik-turun-lompat di situs ini. Namun, hal yang paling seru adalah menebak-nebak kegunaan, bahan baku, pembuat, dan lain-lain dari berbagai sudut atau barang yang ada di Gua Sunyaragi. Kami berusaha membayangkan seperti apa situs ini digunakan oleh orang-orang masa lalu. Kami tidak menyewa pemandu (tidak ditawarkan juga oleh penjaga loket), tapi saya rasa ketiadaan pemandu tidak mengurangi keasyikan menjelajahi Gua Sunyaragi.


Kolam renang


Panggung
(Foto: Naufal Hanif)


Pintu kanal air
(Foto: Naufal Hanif)

Dekorasi di sebuah pendopo

Mendakiii!
(Foto: Naufal Hanif)

Tempat berkaca
(Foto: Naufal Hanif)
Ini yang didaki (kalau tidak salah ingat)
(Foto: Naufal Hanif)

Patahan dari sebuah arc(Foto: Naufal Hanif)

Uh, tidak banyak cerita sesudah itu. Kami pergi ke alun-alun untuk makan (nasi lengko dan es kelapa), lalu mencari Balai Kota dan Stasiun Cirebon. Balai Kota Cirebon ternyata tidak menarik (memang bukan objek wisata kali ya, sepertinya saya salah sangka), semestinya kami langsung pergi ke Permakaman Sunan Gunung Jati saja.

Balai Kota Cirebon
(Foto: Naufal Hanif)

Cirebon panas! Selesai mondar-mandir di Balai Kota, kami terkapar di sebuah masjid. Kereta api pulang kami berangkat jam 6 sore, jadi sisa waktu terlalu sedikit untuk pergi jauh (sebenarnya ingin ke pelabuhan, huhu). Akhirnya kami pergi ke Mal Grage untuk main kartu Mat Goceng, haha. Mat Goceng ini kartu buatan Manikmaya Games dari Bandung.

Masjid At-Taqwa di dekat Alun-alun Cirebon

Jam 5 sore kami berpisah. Saya dan satu teman pergi ke Stasiun Cirebon, satu lagi kembali ke terminal, satu lagi bergabung dengan keluarganya untuk menghadiri resepsi di Cirebon (iya, dia diundang). Stasiun Cirebon rapi dan tidak ramai, padahal waktu itu akhir pekan dengan acara khusus pula (resepsi pangeran). Mungkin saya merasa Stasiun Cirebon tidak ramai karena terbiasa dengan Stasiun Tanah Abang, Sudirman, dan Manggarai.


Di depan Stasiun Cirebon


Peron di Stasiun Cirebon

Yah, jelas saya belum puas dengan Cirebon, tapi saya mau pergi ke kota-kota lain dulu (entah kapan, saya kan jarang jalan-jalan) sebelum kembali ke sana. :3

2 comments:

  1. Di Jogja ada objek wisata yang mirip dengan Gua Sunyaragi. Kalau senggang, coba kunjungi kompleks pemandian Raja-raja Jogja di Taman Sari, Kak!

    ReplyDelete

Please add your comment here. Thank you ^^

Labels

life (37) hobby (22) movie (21) review (20) GRE (16) poem (12) study (12) work (11) game (8) social (8) translation (7) business (6) dream (6) economy (6) novel (6) music (5) Facebook (3) friendship (3) linguistics (3) manga (3) marketing (3) self-actualization (3) IELTS (2) language (2) money (2) culture (1) gender (1) leadership (1) literature (1) name (1) peace (1)